Sejarah lahirnya uang
Uang adalah alat yang dapat digunakan sebagai bukti pembayaran transaksi yang
sah uang merupakan mpenemuan baru dalam sejarah kehidupan manusia. Menurut
sejarah uang telah ada sejak 4-5 ribu tahun sebelum masehi pertama kali ditemukan
didaratan china oleh ts’ai lun 200 SM. Awalanya manusia belum membutuhkan uang
karena setiap kebutuhan dipenuhi langsung dari alam sekitar. Uang mulai dikenal
orang sejak manusia melakukan pertukaran perkembangan uang sejak pertama kali
ditemukan hingga sekarang telah melalui tahap berikut:
a.
Masa barter
Pada masa ini
untuk memenuhi kebutuhan, orang/kelompok orang sudah membutuhkan pihak
lain/dihasilkan oleh pihak lain, karena jumlah orang sudah semakin meningkat
dan bertambah, maka munculah pertukaran barang, karena pada masa ini orang
belum mengenal produksi barang.
Syarat utama terjadinya barter
adalah, bahwa orang yang akan saling tukar barang, mereka saling membutuhkan.
Kesulitan Barter :
1. Sulit
enemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak
2. Sulit
menentukan perbandingan barang yang ditukarkan
3. Sulit
memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam
b.
Masa Uang Barang
Pada masa ini,
orang sudah mulai berfikir barang perantara sebagai alat pertukaran, maka
dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah pertukaran, sebagai syarat,
sebagai alat perantara pertukan barang/uang barang adalah :
1. Barang
tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang
2.
Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja
3.
Mempunyai nilai tinggi
4. Tahan
lama
Kesulitan uang barang :
1.
Sukar disimpan
2.
Sukar dibawa keana-mana
3. Sukar
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
4.
Kebanyakan uang barang tidak tahan lama
5. Nilai
uang barang tidak tetap
Jenis barang
yang pernah digunakan sebagai alat uang barang antara lain : kulit hewan,
hewan, batu-batuan berharga, kulit pohon, logam.
c.
Masa Uang
Peradaban yang
semakin maju, mengakibatkan kebutuhan yang semakin banyak dan bertambah pula,
hal tersebut mendorong manusia untuk alat perantara pertukaran yang mudah,
praktis, dan mempunyai nilai, maka dikembangkanlah jenis uang.
Sejarah Sistem Barter
Barter
merupakan salah satu bentuk awal perdagangan. Sistem ini memfasilitasi pertukaran
barang dan jasa saat manusia belum menemukan uang.
Sejarah barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun 6000 SM. Diyakini bahwa
sistem barter diperkenalkan oleh suku-suku Mesopotamia.
Sistem ini kemudian diadopsi oleh orang Fenisia yang menukarkan barang-barang
mereka kepada orang-orang di kota-kota lain yang terletak di seberang lautan.
Sebuah sistem yang lebih baik dari barter dikembangkan di Babilonia.
Berbagai barang pernah digunakan sebagai standar barter semisal tengkorak
manusia. Item lain yang populer digunakan untuk pertukaran adalah garam.
Dahulu, garam dianggap sebagai barang berharga. Bahkan gaji tentara Romawi
dibayar dalam garam.
Kelemahan utama dari barter adalah tidak adanya kriteria standar untuk
menentukan nilai barang dan jasa yang rawan mengakibatkan perselisihan serta
bentrokan.
Kesulitan tersebut bisa diatasi dengan penemuan uang, meskipun sistem barter
tetap hidup dalam berbagai bentuk.
Orang-orang Eropa mulai menjelajah samudera selama Abad Pertengahan untuk
kemudian menukarkan barang-barang yang mereka bawa seperti bulu binatang dan
kerajinan dengan parfum dan sutra.
Pada awalnya, orang-orang kolonial Amerika tidak punya cukup uang untuk
berbisnis sehingga menggunakan barter sebagai bantuan.
Sistem barter juga mewarnai sejarah tahun-tahun awal Universitas Oxford dan
Universitas Harvard. Pada masa itu, siswa membayar uang kuliah dengan bahan makanan,
kayu bakar, atau ternak.
Barter kembali populer selama Depresi Besar pada tahun 1930-an akibat terjadi
kelangkaan uang.
Perlu dicatat pula bahwa Adolf Hitler menggunakan sistem barter untuk
mengumpulkan uang sebagai dana perang. Hitler terlibat dalam perdagangan barter
dengan Yunani, Swedia, dan Rusia.
Pasca Perang Dunia II, rakyat Jerman juga terpaksa melakukan barter akibat mata
uang Jerman yang kehilangan nilai.
Sistem barter telah digunakan di seluruh dunia selama berabad-abad. Penemuan
uang tidak lantas mematikan sistem ini.
Saat krisis moneter, misalnya, banyak orang kembali melirik barter karena
fluktuasi nilai mata uang yang tidak menentu
Sejarah Munculnya Uang Logam
Meskipun
alat tukar sudah ada, namun kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat
tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan
(storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta
timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga
mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian tak lama muncullah apa yang dinamakan dengan
uang logam.
Logam dipilih sebagai alat tukar dikarenakan memiliki nilai yang tinggi
sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa
mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar
karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak.
Uang
logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied
money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu,
setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan
tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah
sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang
logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga
diciptakanlah
uang kertas
s
Sejarah Lahirnya Uang Kertas
Mula mula uang kertas yang beredar merupakan bukti bukti kepemilikan emas dan
perak sebagai alat perantara untuk melakukan transaksi dengan kata lain uang kertas
yang beredar pada saat itu adalah uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak
yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukar penuh
dengan jaminanya. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat tidak lagi
menggunakan emas secara langsung sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya
mereka menjadikan kertas sebagai bukti tersebut sebagai alat tukar.